Jumat, 16 November 2012

puisiku


November kelabu 2012
Air mata
Bait-bait cinta yang terabaikan satria sebelum cahaya
Ku alami kisahku dengan air mata
Kurenungi kisah ku dengan tangisan sendu
Hati ini terlalu sakit karena cinta mu
Serpihan demi serpihan luka ku rasa
Kepingan demi kepingan tentang kita ku ingat
Semakin ku kenang semakin sakit hati ini
Tapi mengapa sampai saat ini aku masih bisa mencintaimu?
Pilur-pilur luka meleleh harapan cinta mengental mencoba mengundangi tangis
Dan menghapus air mata di pipi
Mengapa luka ini membuatku makin cinta?
Kapankah air mata ini menjadi air mata yang bening,yang tak keruh
Kapankah derai tangisku terhenti menjadi setetes dan terakhir.
Seharusnya ku tak perlu tangisi,seharusnya aku kuat
Harusnya ku tak perlu taruhkan air mata ini hanya demi satu kenangan dan masa yang telah pergi
Tapi mengapa sampai sekarang aku tak bisa melupakannya?
Mengapa terus jatuh dan menumpah air mata yang perihkan hati ini?
Hatiku kini mejadi perasa
Air mata jatuh,jatuh untuk cinta yang telah mengabaikan ku
Mataku kini mnjadi saksi bagaimana air mataku jatuh untuknya
Air mataku terus jatuh,terlalu banyak dan berderai
Terlalu lama menetes dan terus menumpah
Ku sendiri bersama keluh kesahku
Bersama serpihan hati yang akan ku bawa sampai aku mati

Jejak
Usah kau fikir hari-hari yang lalu
Biarkan ia hanyut bersama bingkisan waktu
Yang telah kau tinggalkan di ujung mudamu
Jadikan ia story dalam ingatanmu agar kau bisa melangkah libih jauh lagi sejauh anganmu
Ingat..! kau harus sadar
Kakimu masih berpijak dibumi karena setiap jejakmu membekas kalimat amal
Mulailah melangkah pelan berhati-hatilah dalam meninggalkan jejak
Dan pandanglah setiap busur yang akan kau lewati
Agar ia tak menggoreskan luka perih dalam ingatanmu
Iringilah langkahmu dengan syair-syair ilahi agar jalan yang gelap kelam tersinar oleh cahayanya


IBU
Sunyi terasa tanpa kau disamping ku
Hati selalu hampa di saat malam tanpa dirimu
Rindu merejang dalam hatiku bilaku bayang wajahmu
Karena kau sosok bidadari dalam hidupku
Ibu……..
Ku coba ukir jasamu dangan pahat cinta ku
Agar kau selalu hadir dalam setip lamunanku
Ku tersenyum bila hati merindu ingin berjumpa denganmu
Hanya tinta emas yang selalu abadi dalam jasa-jasa
Ibu………..
Tersenyumlah walau hanya kejauhan sana
Agar  ku ikut tersenyum dengan mu dan taburlah doamu didalam setiap abdimu pada Tuhan
Dan selipkanlah aku dalam doa-doa cintamu pada sang khalik.

Sajak Buat Bunda

Bunda…
Dalam diamku,aku teringat dirimu
Tak ada yang mendampingiku selain sepi
Bunda
Suara alam selalu memanggilku
Gemercak dedaunan semakin keras menggetarkan sanubariku
Semenjak hilang di pertemuan itu gejolak rindu membesar
untuk mengikuti arah angin,kemana anakmu pergi
bunda
nyenyakkah tidurmu tanpa gurauku ?
dalam jiwa terbeban beratnya rindu,dan sulit meninggalkan bunda
namun aku mencoba tegar melangkah demi bunda
bunda
hapuslah air mataku ini..
kini alam seolah ikut bersedih melihat peristiwa yang menggoncangkan lara
semilir angin terus mendesah seolah mengatakan “aku akan pulang bunda”


IBU
Ibu………..
Saat ku melangkahkan kaki menuju impian ku
Kau telah iringi aku dengan doamu yang kau kirimkan melalui tetasan air matamu
Hingga mengaliri tepukan senja  pada nafas buana
Ibu……
Walau tangisku pecah pada kalimat perpisahan
Tapi,aku tetap rapikan ia dalam deru derap anganku
Hingga aku bisa menjalani asa disetiap kehidupan
Mentari yang menjanjikan sutera pada jiwa yang menangis akan rindu dan kasih sayangmu
Ibu………
Kini aku masih dalam perjalanan melintasi samudra biru
Sementara tarian ombak tek henti hentinya menampar bidukku
Hingga aku bosan dalam kebisingan
Aku hanya mampu berpangku dagu memburu hayalku
Lewat isakan waktu di sela-sela udara yang ku hela
Sembari mengalungkan harap di wajah jemariku
Ibu………..
Nasehat yang kau bisikkan di telingaku laksana api pelita yang berkobar di kegelapan malam
Hingga aku mampu melihat senyummu
Dari cahayanya ia akan ku jadikan kalimat keselamatanku
Hingga titihan mengerut keningku




0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates