November kelabu 2012
Air mata
Bait-bait
cinta yang terabaikan satria sebelum cahaya
Ku alami
kisahku dengan air mata
Kurenungi
kisah ku dengan tangisan sendu
Hati ini
terlalu sakit karena cinta mu
Serpihan
demi serpihan luka ku rasa
Kepingan
demi kepingan tentang kita ku ingat
Semakin ku
kenang semakin sakit hati ini
Tapi
mengapa sampai saat ini aku masih bisa mencintaimu?
Pilur-pilur
luka meleleh harapan cinta mengental mencoba mengundangi tangis
Dan
menghapus air mata di pipi
Mengapa
luka ini membuatku makin cinta?
Kapankah
air mata ini menjadi air mata yang bening,yang tak keruh
Kapankah
derai tangisku terhenti menjadi setetes dan terakhir.
Seharusnya
ku tak perlu tangisi,seharusnya aku kuat
Harusnya
ku tak perlu taruhkan air mata ini hanya demi satu kenangan dan masa yang telah
pergi
Tapi
mengapa sampai sekarang aku tak bisa melupakannya?
Mengapa
terus jatuh dan menumpah air mata yang perihkan hati ini?
Hatiku
kini mejadi perasa
Air mata
jatuh,jatuh untuk cinta yang telah mengabaikan ku
Mataku
kini mnjadi saksi bagaimana air mataku jatuh untuknya
Air mataku
terus jatuh,terlalu banyak dan berderai
Terlalu
lama menetes dan terus menumpah
Ku sendiri
bersama keluh kesahku
Bersama
serpihan hati yang akan ku bawa sampai aku mati
Jejak
Usah kau fikir hari-hari yang lalu
Biarkan ia hanyut bersama bingkisan waktu
Yang telah kau tinggalkan di ujung mudamu
Jadikan ia story dalam ingatanmu agar kau bisa melangkah
libih jauh lagi sejauh anganmu
Ingat..! kau harus sadar
Kakimu masih berpijak dibumi karena setiap jejakmu membekas
kalimat amal
Mulailah melangkah pelan berhati-hatilah dalam meninggalkan
jejak
Dan pandanglah setiap busur yang akan kau lewati
Agar ia tak menggoreskan luka perih dalam ingatanmu
Iringilah langkahmu dengan syair-syair ilahi agar jalan yang
gelap kelam tersinar oleh cahayanya
IBU
Sunyi terasa tanpa kau disamping ku
Hati selalu hampa di saat malam tanpa dirimu
Rindu merejang dalam hatiku bilaku bayang wajahmu
Karena kau sosok bidadari dalam hidupku
Ibu……..
Ku coba ukir jasamu dangan pahat cinta ku
Agar kau selalu hadir dalam setip lamunanku
Ku tersenyum bila hati merindu ingin berjumpa denganmu
Hanya tinta emas yang selalu abadi dalam jasa-jasa
Ibu………..
Tersenyumlah walau hanya kejauhan sana
Agar ku ikut
tersenyum dengan mu dan taburlah doamu didalam setiap abdimu pada Tuhan
Dan selipkanlah aku dalam doa-doa cintamu pada sang khalik.
Sajak Buat Bunda
Bunda…
Dalam diamku,aku teringat dirimu
Tak ada yang mendampingiku selain sepi
Bunda
Suara alam selalu memanggilku
Gemercak dedaunan semakin keras menggetarkan sanubariku
Semenjak hilang di pertemuan itu gejolak rindu membesar
untuk mengikuti arah angin,kemana anakmu pergi
bunda
nyenyakkah tidurmu tanpa gurauku ?
dalam jiwa terbeban beratnya rindu,dan sulit meninggalkan
bunda
namun aku mencoba tegar melangkah demi bunda
bunda
hapuslah air mataku ini..
kini alam seolah ikut bersedih melihat peristiwa yang
menggoncangkan lara
semilir angin terus mendesah seolah mengatakan “aku akan
pulang bunda”
IBU
Ibu………..
Saat ku melangkahkan kaki menuju impian ku
Kau telah iringi aku dengan doamu yang kau kirimkan melalui
tetasan air matamu
Hingga mengaliri tepukan senja pada nafas buana
Ibu……
Walau tangisku pecah pada kalimat perpisahan
Tapi,aku tetap rapikan ia dalam deru derap anganku
Hingga aku bisa menjalani asa disetiap kehidupan
Mentari yang menjanjikan sutera pada jiwa yang menangis akan
rindu dan kasih sayangmu
Ibu………
Kini aku masih dalam perjalanan melintasi samudra biru
Sementara tarian ombak tek henti hentinya menampar bidukku
Hingga aku bosan dalam kebisingan
Aku hanya mampu berpangku dagu memburu hayalku
Lewat isakan waktu di sela-sela udara yang ku hela
Sembari mengalungkan harap di wajah jemariku
Ibu………..
Nasehat yang kau bisikkan di telingaku laksana api pelita
yang berkobar di kegelapan malam
Hingga aku mampu melihat senyummu
Dari cahayanya ia akan ku jadikan kalimat keselamatanku
Hingga titihan mengerut keningku